NextTo Bottom

Ads 468x60px

Advertisement by Aktivis Pasus Waled Advertisement by Aktivis Pasus Waled

Featured Posts


Advertisement by Aktivis Pasus Waled

Kamis, 16 Agustus 2012

Title: Aktivis Paskibra Waled
ItemReviewed: Aktivis Paskibra Waled
Description:
Rating: 5.0
Reviewer: KangFirm Ankshana

Sosok: Ilyas Karim, Pengibar Sang Saka Pertama (2)

|
di Cirebon City, Cirebon City, West Java, Indonesia belum ada komentar
 

Aktivis Paskibra Waled Creations

Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Aktivis Paskibra Waled
Merah Putih tak akan berkibar 67 tahun yang lalu tanpa peran petugas pengibarnya. Jika sudah demikian, tak akan pula bangsa ini menikmati kemerdekaannya.Tidak banyak yang mengenal sosok pengibar Sang Saka Merah Putih saat dibacakannya teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945. Padahal, fotonya mudah ditemui di berbagai buku sejarah. Pria bercelana pendek itu tak lain Ilyas Karim.

Ilyas kini aktif sebagai Ketua Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia, sebuah perkumpulan veteran, merupakan satu-satunya saksi sejarah detik-detik proklamasi yang masih hidup. Kehidupan Ilyas yang pernah andil dalam berbagai misi penumpasan pemberontakan kurang mendapat perhatian pemerintah. Ia memang tidak mencari pengakuan penuh, tapi itu sudah seharusnya didapat pria yang juga pernah ikut dalam misi perdamaian Garuda II di Kongo, pada 1961 silam. “Dia (pemerintah) tahu, kami berjuang,” ujar Ilyas kecewa. Meski demikian, Letnan Kolonel Purnawirawan ini tak ingin menuntut banyak. Ilyas hanya ingin menghabiskan masa tuanya dengan melihat kemerdekaan rakyat Indonesia. Ia berharap, generasi muda mau menghargai perjuangan para pahlawan dengan mengisi hidup lebih baik lagi. Kisah Hidup Ilyas Karim Sang Pengibar Bendera Pusaka Di usianya yang ke-81, pria sepuh itu masih tetap menikmati hidupnya di pinggir rel Kalibata, Jakarta Selatan.

Pria yang kini menderita stroke mata itu seharusnya bisa hidup lebih layak. Sebab, pria bernama Ilyas Karim adalah pelaku sejarah penting. Dialah pengibar pertama Sang Saka Merah Putih pada 17 Agustus 1945 lalu. Anda tentu pernah melihat foto upacara pengibaran Bendera Merah Putih pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta Pusat. Di foto itu tampak dua orang pengibar bendera yang dikelilingi oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Ibu Fatmawati, dan SK Trimurti. Pemuda pengibar bendera yang bercelana pendek itulah Ilyas Karim.

Saat ini Ilyas tinggal di sebuah rumah sederhana di Jl. Rawajati Barat, Kalibata, Jakarta Selatan, bersebelahan dengan rel kereta api, Selasa (12/8/2008) kemarin, Ilyas masih tampak bugar. Meski gerak badannya tidak segesit dulu, namun dia tidak tampak bungkuk ataupun tergopoh ketika berjalan. Ilyas menceritakan pengalamannya sebagai pengibar bendera Merah Putih pertama di republik ini. Waktu itu, Ilyas adalah seorang murid di Asrama Pemuda Islam (API) yang bermarkas di Menteng Jakarta Pusat. Malam hari sebelum dibacakan proklamasi kemerdekaan RI, Ilyas beserta 50-an teman dari API diundang ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56. “Katanya ada acara gitu,” tutur Ilyas. Saat berkumpul di rumah Soekarno itulah Sudanco (Komandan Peleton) Latief menunjuknya untuk menjadi pengibar bendera di acara proklamasi kemerdekaan keesokan harinya. Satu orang pengibar yang lain yang ditunjuk adalah Sudanco Singgih, seorang tentara PETA. “Saya ditunjuk karena paling muda. Umur saya waktu itu 18 tahun,” kata Ilyas.

Ilyas menceritakan pengalaman itu dengan penuh semangat. Matanya yang harus diplester agar tidak terpejam tampak berbinar. Ilyas memang menderita stroke mata. Dokter menganjurkannya untuk memlester kelopak matanya agar tidak terpejam. Sudah berbagai upaya pengobatan ditempuhnya namun belum juga membuahkan hasil. Meski dengan sakitnya itu, Ilyas tetap aktif beraktivitas. Sejak tahun 1996 dia menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia yang memiliki cabang di 14 propinsi, antara lain di Medan, Riau, Jambi, Palembang, Banten, dan Ambon. Yayasan itu sendiri bergerak di bidang sosial. Kegiatannya antara lain penyantunan anak yatim, pembangunan rutempat ibadah, dan penyantunan orang jompo.

Ilyas lahir di Padang, Sumbar. Dia sekeluarga baru menetap di Jakarta pada 1936. Ayahnya dulu seorang camat di Matraman. Di zaman penjajahan Jepang, ayahnya dibawa ke Tegal dan dieksekusi tentara Jepang. Sejak saat itu, Ilyas menjadi yatim. Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih itu, Ilyas kemudian menjadi tentara. Pada 1948, Ilyas dan sejumlah pemuda di Jakarta diundang ke Bandung oleh Mr Kasman Singodimejo. Di Bandung, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kesatuan tentara ini kemudian ini nama Siliwangi. Nama Siliwangi merupakan usul dari Ilyas. Sebagai tentara, Ilyas pernah diterjunkan di sejumlah medan pertempuran di berbagai daerah, termasuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Libanon dan Vietnam. Pada 1979, Ilyas pensiun dengan pangkat letnan kolonel. Kehidupannya mulai suram, karena dua tahun kemudian dia diusir dari tempat tinggalnya di asrama tentara Siliwangi, di Lapangan Banteng, Jakpus. Sejak saat itu hingga saat ini dia tinggal di pinggir rel KA.

Aktivis Paskibra Waled
Abdul Latief Hendraningrat (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). adalah seorang prajurit PETA (Pembela Tanah air) berpangkat Cudanco. Dia adalah pengerek bendera Sang Saka Merah Putih tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56. Untuk ini Latif didampingi Suhud seorang anggota Pelopor. Pasukan PETA dimana Latief berada, bermarkas di bekas markas pasukan kavaleri Belanda di Kampung Jaga Monyet, yang kini bernama jalan Suryopranoto di depan Harmoni. Setelah bergabung dengan TNI, karier beliau menanjak terus sampai berpangkat Mayor Jenderal, bahkan sempat menjadi Rektor IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1964-1965.

Telah terbit buku tentang Sang Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945 yang ditulis olen Dr Nidjo Sandjojo M.Sc yang tidak lain adalah menantu termuda dari Pak latief Hendraningrat.

Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Read detail post Sosok: Ilyas Karim, Pengibar Sang Saka Pertama (2)

Rabu, 15 Agustus 2012

Title: Aktivis Paskibra Waled
ItemReviewed: Aktivis Paskibra Waled
Description:
Rating: 5.0
Reviewer: KangFirm Ankshana

Sosok: Ilyas Karim, Pengibar Sang Saka Pertama

|
di Cirebon City, Cirebon City, West Java, Indonesia belum ada komentar
 

Aktivis Paskibra Waled Creations

Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Aktivis Paskibra Waled Ilyas Karim (bercelana pendek membelakangi kamera) dan Sodanco Singgih mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih seusai pembacaan proklamasi.
Pengibar Sang Saka - Langkah kakinya kini tak lagi setegap dulu. Untuk menaiki anak tangga, kakinya pun bergetar. Padahal, setengah abad yang lalu, dua kaki itu masih kuat menghentak bahkan menendang lawan.

Selain kaki, penurunan fungsi bagian tubuh juga tampak di mata. Di matanya, ada dua buah plester yang menempel di atas kelopak mata. Plester itu bertugas memaksa kelopak matanya untuk selalu terbuka.

Kerut wajahnya pun mengindikasikan kakek tua ini sudah mengecap asam garam kehidupan. Dialah Ilyas Karim (84), seorang pejuang bangsa yang kini jasanya seolah dilupakan pemerintah.

Nama Ilyas Karim memang tidak terlalu populer di kalangan generasi penerus. Namun, sejarah mencatat ada seorang pemuda berusia 18 tahun mengenakan celana pendek dengan mantap mengibarkan sang saka Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 untuk pertama kalinya.

Aktivis Paskibra Waled Ilyas Karim, Kini dan Lalu
Dia-lah saksi hidup naskah proklamasi kemerdekaan RI dibacakan oleh Presiden Soekarno yang didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat. Ilyas masih ingat ketika dipercaya sebagai pengibar bendera Merah Putih, hatinya pun bergejolak gembira.

"Bagaimana tidak senang? Saat itu detik-detik kemerdekaan negara kita. Dan saya di situ mengibarkan bendera Indonesia pertama kali di hadapan pak Presiden, Bung Hatta, Bu Fatmawati" tutur Ilyas, Rabu (17/8/2011), saat dijumpai di kediamannya yang ada di pinggir rel di Jalan Rawajati Barat nomor 7, Kalibata, Jakarta Selatan.

Sumber: KOMPAS.com

Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Read detail post Sosok: Ilyas Karim, Pengibar Sang Saka Pertama

Selasa, 29 November 2011

Title: Aktivis Paskibra Waled
ItemReviewed: Aktivis Paskibra Waled
Description:
Rating: 5.0
Reviewer: KangFirm Ankshana

Batik Indonesia: Khas Daerah Cirebon

|
di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia belum ada komentar
 
I Love Batik Indonesia

Aktivis Paskibra Waled Creations

Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Batik Cirebon adalah penulisan gambar pada media apapun sehingga terbentuk sebuah corak dan seni. Untuk pengertian batik Menurut bahasa sendiri berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggris disebut “wax-resist dyeing“.

Sejarah: Batik Indonesia
Menurut sejarah, batik Cirebon secara turun temurun berasal dari nenek moyang kita zaman dahulu yang mengatakan bahwa membatik (membuat batik) adalah suatu keterampilan yang kemudian menjadi mata pencaharian bagi kaum perempuan remaja dan dewasa pada waktu itu. Pada masa kini, kondisi pembuatan batik Cirebon masih termasuk dalam taraf manual (menggunakan tangan) atau disebut dengan istilah canthing. Sebelum akhirnya masuk zaman yang lebih modern, yaitu ditemukannya pembuatan batik dengan media cap atau mesin.

Untuk pembuatan batik Cirebon yang menggunakan media cap inilah, yang memungkinkan peranan kaum lelaki untuk turut-serta terjun didalamnya.

Proses Pembuatan Batik

Untuk batik dengan media kain, pada proses pembuatannya terdapat beberapa langkah yang harus dikerjakan dalam pembuatan batik Cirebon, diantaranya :
  1. Pemotongan bahan baku (mori) sesuai dengan kebutuhan.
  2. Mengetel; menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya – lalu mori diuleni. Setelah rata, mori dijemur sampai kering lalu diuleni lagi dan dijemur kembali. Proses ini diulang-ulang hingga 3 (tiga) minggu lamanya, lalu di cuci sampai bersih. Proses ini dimaksudkan agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna.
  3. Nglengreng; proses menggambar langsung pada kain.
  4. Isen-isen; memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
  5. Nembok; menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
  6. Ngobat; mewarnai batik yang sudah ditembok, yaitu dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna.
  7. Nglorod; menghilangkan zat lilin dengan cara direbus dalam air mendidih (proses finishing).
  8. Pencucian; setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur.

Menurut para sejarawan seni budaya Indonesia khususnya di bidang batik, mengatakan bahwa terdapat beberapa pendapat yang berkembang mengenai asal muasal batik Cirebon.



Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Read detail post Batik Indonesia: Khas Daerah Cirebon

Kamis, 20 Oktober 2011

Title: Aktivis Paskibra Waled
ItemReviewed: Aktivis Paskibra Waled
Description:
Rating: 5.0
Reviewer: Kang MPIM theA

Perubahan Lambang Untuk Paskibra Sekolah

|
sudah ada 3 komentar
 

Perubahan Lambang Untuk Paskibra Sekolah

Awalnya - Informasi tentang perubahan lambang/logo Paskibra di tingkat bawah (sekolah, secara menyeluruh) ini saya dapatkan dari Mas Saerin (salah satu anggota PPI 2001 untuk Kota Cirebon) saat saya mampir ke kediaman beliau di wilayah Kecamatan Babakan - Kabupaten Cirebon.

Dijelaskan oleh beliau, bahwa Paskibra Sekolah sudah tidak diperbolehkan lagi untuk menggunakan lambang Paskibraka/PPI dikarenakan alasan tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum (informasi selengkapnya, silahkan baca Larangan Penggunaan Atribut & Simbol² Paskibraka/PPI).


Read detail post Perubahan Lambang Untuk Paskibra Sekolah

Selasa, 11 Oktober 2011

Title: Aktivis Paskibra Waled
ItemReviewed: Aktivis Paskibra Waled
Description:
Rating: 5.0
Reviewer: Kang MPIM theA

Larangan Menggunakan Atribut Paskibraka/PPI

|
belum ada komentar
 

Larangan Penggunaan Atribut & Simbol² Paskibraka/PPI

Beberapa tahun belakangan ini, dalam beberapa kegiatan perlombaan Paskibra (LKBB/LPBB, LKBBI/LPBBI, dll) sering-kali dicantumkan mengenai larangan penggunaan atribut dan simbol² (berupa lambang/logo) Paskibraka/Purna Paskibraka Indonesia (PPI).

Kenapa demikian?

Karena hal ini berkaitan dengan maraknya Paskibra Sekolah yang (dengan sengaja ataupun tidak) telah sembarangan menggunakan atribut dan simbol² Paskibraka/Purna Paskibraka Indonesia yang notabene-nya adalah hak milik sepenuhnya dari Paskibraka dan Purna Paskibraka Indonesia (PPI).

Lalu, kenapa atribut dan simbol² (berupa lambang/logo) dimaksud tidak boleh dipakai oleh Paskibra Sekolah?

Sekilas tentang larangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Paskibra Sekolah dan Paskibraka Indonesia adalah organisasi yang berbeda, walaupun mempunyai tugas pokok yang sama.
    Hal ini harus dipahami. Walaupun dalam beberapa event dan kegiatan, ada keterkaitan antara Paskibraka/Purna Paskibraka Indonesia dan tidak jarang dari beberapa Pengurus Daerah Purna Paskibraka Indonesia di tingkat Kabupaten/Kota yang berpartisipasi aktif membantu perkembangan Paskibra di sekolah-sekolah.
  • Lambang Paskibraka dan Purna Paskibraka telah dipatenkan dan sah secara hukum sebagai lambang Paskibraka dan Purna Paskibraka Indonesia, BUKAN sebagai lambang Paskibra Sekolah.
  • Sebagaimana diketahui bahwa setiap atribut dan simbol² Paskibraka tersebut diperoleh melalui jalur pendidikan tertentu, sehingga penggunaannya-pun hanya bagi anggota Paskibra atau Paskibraka yang telah menempuh jalur pendidikan tersebut.
Berikut adalah Copy Surat Keputusan Hukum tentang Logo Paskibraka dan Logo Purna Paskibraka Indonesia.
(Mohon maaf, KAMI sengaja meletakkan watermark untuk menghindari penyalahgunaan)

Petikan Surat mengenai Logo Paskibraka


Petikan Surat mengenai Logo Purna Paskibraka Indonesia



Itulah sekilas tentang larangan pemakaian atribut dan simbol² (berupa lambang/logo) Paskibraka/Purna Paskibraka Indonesia (PPI) bagi anggota Paskibra Sekolah. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan acuan pemahaman yang lebih dalam mengenai dunia ke-PASKIBRA-an.
Read detail post Larangan Menggunakan Atribut Paskibraka/PPI

Anda menyukai isi artikel ini? silahkan membagikannya di:

Anda menyukai isi artikel ini?
bagikan di:
Technorati Favorites Top SEO Sites
 

Daftar Blog

  • //dikabra.wordpress.com/
  • //griyabhana.wordpress.com/

Pencarian Google


Advertisement

Google ads

Referrer

Silahkan lihat di halaman Pengenalan Paskibra

Last Referrer

Sistema Enlaces Reciprocos Get backlinks - link building services where you can get link exchange free 100% to create backlinks for SEO

Member Blogs

Google ads
© 2012 Kreasi Aktivis Staff BTP Angkatan IV/1997, GT XIV/2000.
Lion of Field at Cherbond. Diberdayakan oleh Blogger.
 
 
BackTo Top